Aku Merindukan Mu Sahabat Ku




Cerpen Karangan:
Lolos moderasi pada: 17 November 2015

“Aku merindukanmu sahabatku, begitu mudah kau lupakan semuanya aku mencintaimu sahabatku, maafkan aku yang telah mengkhianati persahabatan kita ini tapi hatiku tak bisa dibohongi Kosam di mana kamu apa kamu sudah benar–benar melupakanku? melupakan semua tentang kita. Kembalilah walaupun hanya sebagai sahabatku..” itulah doaku setiap hari tak pernah aku berhenti mendoakannya.
Semua ini berawal waktu aku kelas 1 SMA aku punya teman baru, sejujurnya waktu pertama dengar bahwa akan ada murid baru aku tidak begitu suka karena pasti akan banyak yang berubah di kelas. Yah, benar apa dugaanku semua perlahan berubah, aku begitu membencinya bahkan menginkan dia pergi dari sekolah ini, tapi perlahan perasaan benciku mulai hilang aku sudah terbiasa dengannya mungkin aku sudah bisa menerimanya sebagi teman baruku. Dia dekat dengan teman perempuan di kelasku, kecuali aku mungkin, aku sedikit menghindarinya, tapi karena ada sesuatu yang penting. Aku meminta nomor Hp-nya pada temanku aku menghubunginya walaupun tak dibalas.
Ah pikirku tak apa toh itu tak mempengaruhiku, tapi semua hal besar terjadi yang tak pernah aku duga aku dan Kosam sering berkomunikasi dan akhirnya aku juga segan untuk meladeninya, kadang dia telepon atau sms hanya sekedar tanya sedang apa, hingga tak pernah aku sadari perasaan ini begitu nyaman dengannya. Tapi apa, dia menyukai temanku sendiri, aku mulai merasakan rasa sakit hati yang tak pernah aku sadari ternyata selama ini aku menyukainya. Tapi aku bisa apa, aku cuma wanita biasa, tak begitu cantik ah sederhana bangetlah, sedangkan temanku dia cantik.
Aku terus menutupi perasaanku ini ke siapa pun bahkan ke temanku, aku jalani hari-hariku kadang ada rasa cemburu ketika melihat Kosam dengan temanku tapi aku bisa apa? tapi walaupun Kosam dekat dengan temanku, komunikasi aku dan dia pun gak putus aku masih sering sms apa telepon. Hingga suatu hal terjadi antara Kosam dengan temanku, ternyata cinta Kosam ditolak oleh temanku. Ah ini seperti kabar yang menggembirakan untukku. Hubungan mereka pun semakin jauh. Aku dan Kosam semakin dekat dan semakin dekat, tapi kedekatan kami, itu cuma sebatas sahabat.
Dia mulai bercerita banyak tentang kehidupannya denganku. Tentang kerinduaanya kepada sosok seorang Ayah kandungnya, rasaku semakin kuat dengannya dia pun punya panggilan khusus untukku, dia panggil aku adhe, yah betapa senang aku ketika pertama kali mendengar panggilan itu. Tapi aku tak boleh berharap lebih karena selama ini kita hanya bersahabat baik. Tapi kami selalu jaga jarak di sekolah mungkin Kosam tahu aku gadis pendiam jadi dia juga bisa memahami posisiku di sekolah. Kami hanya teman biasa bahkan jarang bertegur sapa, misal ada hal yang ingin dibicarakan kami tanyakan lewat sms. Kami tak pernah berani mengumbar kedekatan kami di sekolah karena kami takut ada yang mengira bahwa kami mempunyai hubungan khusus. Ya Tuhan hari–hariku berasa indah ketika aku bersamanya mungkin dia juga tahu aku begitu sangat menyayanginya walaupun hanya sekedar sahabat. Kami selalu punya sesuatu yang kami berdua yang tahu.
Aku dan Mamahnya Kosam cukup dekat Loh hehe. Komuniksai kami intens saling bertegur sapa jika kami bertemu. Dia orang yang lembut dan keibu–ibuan banget, tutur katanya, sopan. Kedekatanku dengan Ibunya berawal ketika aku dan Kosam kelas II waktu itu Kosam ada masalah dengan teman sekelasnya hingga dia memutuskan akan pindah sekolah. Huh sebenarnya aku sangat kesal dengan temanku itu. Dia benar–benar keterluan, aku dan teman–temanku yang lain berusaha membujuk Kosam untuk tidak pindah tapi apa? hasilnya nihil, kami sekelas pun sedih dengan keadaan Alko yang tidak mau berangkat sekolah. Hingga akhirnya Mamahnyalah yang berangkat untuk meminta penjelasan dari wali kelas kami.
Aku yang binggung harus membujuk apa lagi akhirnya ku beranikan diri untuk meminta kepastian kepindahan Kosam, wah betapa terkejutnya aku ternyata Mamahnya Alko sudah mengenalku, wah aku seperti menari-nari di atas angin haha, tanpa aku tahu Kosam ternyata sering menceritakan aku pada mamahnya tentang kedekatan kami, di situ kelihatan sekali Mamahnya sangat sedih dan gak ingin Kosam pindah sekolah karena menurutnya sekolah yang sekarang adalah sekolah yang baik untuknya dari pada sekolah yang dulu. Hingga sekarang pun kedekatan kami alhamdulillah masih terjaga walaupun Kosam tidak mengetahuinya (ini rahasia anatara aku dan mamahnya Kosam loh heheh?) jangan bilang-bilang yah teman.
Hari pun berlalu hingga akhirnya Kosam tak jadi pindah sekolah Tapi di sela kedekatan kami ada banyak hal yang membuat kami jauh, yah menginjak kelas II semester dua Kosam jadian dengan temanku lagi, pertama aku tak pernah tahu kalau mereka jadian. Kecurigaanku dimulai ketika mereka semakin dekat. Yah hati ini benar-benar sakit melihatnya, tapi biarlah aku tak apa, hingga penasaran ini yang terus menghantui hatiku. Hingga suatu hari tanpa sengaja aku membuka pesan singkat temanku yang intinya ada sebuah kata yang langsung membuat persaanku begitu hancur. Ya kata itu adalah bahwa mereka sudah jadian dan yang membuat sakit lagi mereka sudah jadian selama 2 minggu dan aku sebagai teman dekatnya tak pernah tahu.
Ah apa–apaan ini, air mataku menetes dengan sendirinya hingga aku badanku panas seketika, aku menangis sejadi–jadinya bersama temanku di toilet. Dia Rini selama ini dia yang mendengar curhatanku tentang Kosam, hingga dia yang mengusap air mataku. Dia yang menguatkan aku selama ini, hingga aku masuk kembali ke dalam kelas. Aku langsung pindah dekat duduk dari yang dekat dengan Kosam sekarang sangat jauh. Hati ini belum bisa menerima semua ini mungkin Kosam binggung karena perubahan sikapku, tapi tak apalah aku tak memikirkannya. Kosam pun aku lihat dia sesekali melihatku mungkin dia heran kenapa aku berubah. “Maafkan aku yah aku cuma ingin sedikit tenang sam,” dalam batinku.
Setelah beberapa hari aku mendengar mereka putus. Oh sebenarnya aku sangat senang mendengar semua itu, tapi melihat temanku menangis karena berakhirnya hubungannya dengan Kosam aku jadi kasihan, karena ternyata berakhirnya hubungan Kosam dengan temanku dikarenakan ada pihak ketiga. Ya itulah Kosam dia memang play boy, tapi menurutku dia tetap anak yang baik, aku udah mengenal dekat dia jadi aku percaya walaupun dia play boy tapi dia adalah anak yang baik.
Aku sedikit mengorek tentang hubungan mereka langsung pada Kosam, tentang mereka kenapa putus. Kosam pun bercerita banyak kelihatannya tak ada rasa penyesalan dalam hatinya. Huh dasar Kosam dia senang sekali mempermainkan hati perempuan. Hingga semuanya berlalu sampai dengan kelas III SMA. Ada rasa senang dan juga ada rasa sedih. Sedih ku akan berpisah dengan Kosam dan aku akan jauh dengan dia.
Hari–hari di kelas III ini disibukkan dengan persiapan menghadapi Ujian Nasional, semua tugas harus diselesaikan demi untuk menunjang nilai kelulusan nanti. Di sinilah aku dan Kosam begitu dekat banyak hal yang kita lalui yang orang lain tidak tahu. Kita yang saling membantu tugas masing–masing selalu mengingatkan dan selalu menguatkan, aku yang khawatir di kala Kosam tidak berangkat, di kala Kosam terlambat, di kala Kosam harus menghadapinya dengan sendiri tanpa ada aku di sampingnya. Tapi alhamdulillah Kosam bisa melewati semuanya, dia anak yang pintar aku yakin dia pasti bisa.
Hari–hari demi pun berganti dan tak terasa UN pun sudah kami lalui. Sebenarnya dalam hatiku terselip rasa gelisah, rasa sedih karena aku merasa ini adalah akhir dari kedekatan aku dan Alko. Huh ia semua terjadi dengan apa yang aku duga setelah pengumuman ujian nasional dibacakan kami semakin jauh, bahkan tak ada kabar dari Kosam, ku sangat merindukannya, merindukan tawanya, merindukan sikap manjanya padaku. Merindukan panggilan sayangnya padaku. Oh aku merindukankan semua tentangnya.
Hingga sekarang perasaan ini masih sama masih menanyainya kadang dia mampu jadi sebagai Kakak ku dikala aku sedih. Dia selalu mampu menghiburku dan menguatkan aku. Terkadang juga dia seperti adikku. Adik yang selalu manja dengan Kakaknya. Dan inilah doa ku untukmu Kosam. Sejauh apapun kita terpisah aku tetap selalu menunggu, aku tetap selalu menyayangimu, rasaku ini rasa yang tulus untukmu. Kembalilah Kosam, walaupun hanya sebagai sahabatku, I Love You.